Ansyar
013-61-057
Kesehatan Dan Keselamatan Kerja
A. 1
IDENTITAS MAHASISWA
Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Veteran Republik Indonesia
Makassar
Akademik
2013
Dafatar isi
Sampul………………………………………………………………………….……………….1
Daftar isi…………………………………………………….…………………………………..2
A.
Pendahuluan………………………………………………………………………………….3
B. Definisi
Identitas Mahasiswa……………………………………………...…………………4
C. Ciri-ciri
Mahasiswa…………………………………………………………………………..5
1) ciri-ciri mahasiswa………………………………………………………………………………………….……………5
2) Perana/Fungsi
Mahasiswa……………………………………………………………….6
3) Sifat mahasiswa
..……………………………………………………………………………………………………….6
4) Sifat mahasiswa sekarang
…………………………………………………………………………..………………6
D. Tipe
mahasiswa………………………………………………………………………………6
E..Posisi,
Potensi dan Peran (Identitas) Mahasiswa……………………………………………..7
1)
Secara umum, mahasiswa memiliki tiga peran
pokok…………………………………...8
2)
Mengasah Kemampuan
Reflektif………………………………………………………..10
3)
Membangun Kebiasaan Bertindak
Efektif………...…………………………………....10
4)
Melatih Kemampuan Kerja Teknis
…………………….……………………………….10
5)
Pemuda, Mahasiswa Dan
Perubahan…………………………………………………….11
6)
Perjuangan mahasiswa
………………………………………………………………..…13
Daftar
Pustaka………………………………………………………………………………..…..14
A.
PENDAHULUAN
Identitas itu tidak
mungkin akan muncul begitu saja seperti rumput yang bila disiram hujan maka
tumbuh beramai-ramai, tetapi harus ada wadah untuk membina dan mengembangkan
itu karakter dan Karena mahasiswa adalah tulang punggung dari perguruan tinggi
maupun masyarakat dan juga mahasiswa juga bersatatus sebagai kader umat maupun
kader bangsa pada umumnya. Dalalm proses itu para mahasiswa diberikan training
atau latihan untuk bagaimana menjadi mahasiswa yang baik, sesuai dengan yang di
harapkan oleh masyarakat maupun oleh diri pribadi mahasiswa itu sendiri.
Mahasiswa adalah sekelompok kaum muda yang berkumpul si suatu perguruan tinggi
guna menuntut ilmu saja, tetapi mahasiswa harus mempunyai ciri yang dapat
membedakan dia dengan masyarakat. Oleh karena itu MABIM hari ini diharapkan
mampu menghasilkan kader-kader potensial yang mempunyai idealisme sebagai
mahasiswa sesuai dengan identitas pada diri setiap mahasiswa, yang oleh para
ahli disebut sebagai mahasiswa RAKUS CIUM yaitu Rasional artinya dimana sebelum
melakukan sesuatu haru selalu berpikir secara matang, Analisis artinya selalu
menganalisa masalah yang dihasdapi sebelum bertindak, Kritis artinya dimana
Mahasiswa dituntut untuk selalu mengatakan apa yang terjadi demi unutuk
kebenaran, Universal artinya selalu bepikir secara luas sesuai dengan apa yang
dialami, jangan hanya bertindak sesuai dengan kemauna anda, Sistematis artinya
bahwa apa yang yang dilakukan oleh kaum muda mahasiswa itu harus benar-benar di
atur secara sistematis atau secara baik, dan Cekatan/Cepat artinya mahasiswa
harus cepat tangkap atau cepat merespon apa yang di pemasalahkan, Inovativ
artinya selau memberi perubahan dalam bidang apa pun demi untuk kemaslahatan
orang banyak, Ulet artinya selalu rajian dalam melakukan sesuatu atau selalu
rajin dalam mencari informasi untuk masyarakat, serta Motivator artinya selalu
sebagai motivator atau pendorong untuk suatu perubahan jangan sebaliknya
masyarakatlah yang menjadi motivator bagi mahasiswa. Dari penjelasan singkat
tentang identitas mahasiswa diatas maka, wahai para mahsiswa baru dan para
senior yang tercinta jadiakanlah MABIM hari ini sebagai ajang untuk
meningkatkan kemampuan dan rasa persaudaraan serta rasa tanggung jawab terhadap
apa yang di perbuatnya. Oleh karena itu para mahasiswa baru yang ku cintai,
buktikanlah kemampuan mu sesuai dengan identitas mu sebagai mahasiswa yang juga
sebagai kader umat dan kader bangsa, jika tidak maka anda tidaksama dengan para
penjuala kankung di pasar maupun penjual ikan di pantai kelapa lima. Dengan
demikian, wahai para mahasiswa baru yang ku cintai dan ku sayangi jadikanlah
mabim ini sebagai salah satu wadah untuk menjadikan dirimu sebagai motivator
bagi orang lain atau bagi masyarakat, tetapi jangan sampai sebaliknya ada
sebagai mahasiswa pedati atau kader pedati setiap pergerakannya selalu di
tunggangi atau ditarik serta harus selalu dipaksa.
B.
Definisi Identitas Mahasiswa
DEFINISI =
adalah sebuah batasan. Jadi,
definiisi dari definisi adalah
batasan dari suatu batsan
IDENTITAS = ciri
yang membedahkan sesuatu dengan sesuatu yang lainnya
MAHASISWA
= seseorang yang sudah tedaftar di perguruan
tinggi negeri
maupun swasta dan memliki haK dan kewajiban dan mengikuti semester
berjalan dalam dan dapat di
buktikan secara adimistrasi. Mahasiswa menurut bahasa yang terdiri
atas Maha dan Siswa, atau pelajar yang paling tinggi levelnya. Sebagai seseorang pelajar tertinggi, tentu mahasiswa
sudah terpelajar, sebab mereka tinggal menyempurnakan pembelajarannya hingga
menjadi manusia terpelajar yang paripurna.
Jadi Identitas mahasiswa adalah sesorang yang sudah terdaftar di perguruan
tinggi baik swasta maupun negri yang
memiliki hak dan kewajiban dan memiliki ciri suatu yang membedahkan sesuatu dengan suatu yang lain.
Apakah yang diharapkan dari
seorang mahasiswa ? Memang harapan ini terbagi pada stratanya, yaitu untuk
strata S1, seorang mahasiswa diharapkan mampu memahami suatu konsep, dapat
memetakan permasalahan dan memilih solusi terbaik untuk permasalahan tersebut
sesuai pemahaman mendalam konsep yang telah dipelajari. Untuk strata S2,
mahasiswa diharapkan mampu merumuskan sesuatu yang berguna atau bernilai lebih
untuk bidangnya. Sedangkan S3 diharapkan mampu menyumbang ilmu baru bagi
bidangnya. Dari semua strata ada hal yang harus terus secara konsisten
diperlihatkan oleh mahasiswa. Yaitu dalam menghadapi permasalahan, seorang
mahasiswa harus melakukan analisa terhadap masalah itu. Mencari bahan pendukung
untuk lebih memahami permasalahan tersebut. Kemudian memunculkan alternatif
solusi dan memilih satu solusi dengan pertimbangan yang matang. Dan pada
akhirnya harus mampu mempresentasikan solusi yang dipilih ke orang lain untuk
mempertanggung jawabkan pemilihan solusi tersbut.
C. Ciri-ciri Mahasiswa
1.
ciri-ciri mahasiswa terbagi atas 2 yaitu formal dan non formal:
·
formal memiliki : Almamater,
KTM, dan terdaftar pada satu perguruan tunggi negri maupun swasta.
·
Non formal yaitu R A K U S dan CI U M
R-rasional=masuk
akal
Contoh: memikir kan sesuatu
yang masuk akal
A-analisis=menganalisa
Contoh: ketika ada hitam ada putih
ketika ada yin berarti ada yan jika kalau ada
tdk ada abadi berarti ada yang
abadi?abadi itu seperti apa si?(ROH)
K-kristis=mengeritik
Contoh: mengeritik (tidak
sepaham)
U-universal=umum/menyeluruh
(luas)
Contoh: pergaulan sehari-hari atau
bersosialisai dan tidak mementikan diri
sendiri
S-sitematis=menyusun
secara rapi/tersusun
Contoh= dari A-Z
C-cekat.mampu
melihat
Contoh= menyaksikan secara
langsung
I-inovatif-kreatif
Contoh=mampuh berkrya dalam
bidang ke ilmuan (bikin karangan sendiri)
U-ulet-tangguh/pantang
menyerah
Contih=tidak mudah menyerah
dalam menghadapi apa pun.
M-motifatif-orang
yang memiliki arah tujuan.
Contoh=orang yang ingin sukses
dan memiliki cita-cita sentinggi langi.
2. Peranan/Fungsi Mahasiswa :
Sosial of control
= pengontrol dalam masyarakat
Agent of control =
agen perubahan
mempertahan kan kekuatan moral bangsa.
3. Sifat mahasiswa
-
Akademis (mulai masuk kampus)
- Organisasi (tempat atau wadah berkumpul melebihi satu orang dan
memiliki tujuan yang sama)
-
Romantisme (ekstra atau hasrat)
4. Sifat mahasiswa sekarang
-
Apatis (cuek atau acuh tak
acuh)
-
Prakmatis (kesenagan semata)
-
Hironis
(senang-senang)
D. Tipe Mahasiswa Atau Jenis Mahasiswa :
Hedonisme
=> hanya mementingkan hidup nya sendiri dan tidak acuh pada keadaan sekitar.
Apatis
=> hanya mementinkan dirinya sendiri, dan gemar dengan hal hal yg dapat
menyenangkan hidup nya, seperti pesta, dan berfoya foya.
Organisatis
=> lebih mengutamakan organisasi, dan menghabiskan masa kuliah nya untuk
mengabdi terhadap organisasi nya.
Penokohan
=> hanya mengutamakan gaya dan cenderum meniru niru seorang tokoh yg ia
kagumi. seperti hal nya meniru kebiasan berpenampilan seorang artis idola.
Oportunis
=> pencari keuntungan
Agemis
=> mengedepan kan agama dalam perjalanan nya sebagai mahasiswa..
E.
Posisi, Potensi dan Peran
(Identitas) Mahasiswa
Mahasiswa sebagai elemen pemuda
memiliki posisi, potensi, dan peran khusus di dalam masyarakat. Nah semuanya
itu kita sebut sebagai Identitas Mahasiswa
Posisi manusia di
masyarakat di masyarakat dibagi menjadi tiga, antara lain masyarakat politik,
masyarakat ekonomi, dan masyarakat sipil. Seorang manusia bisa menempati lebih
dari satu posisi masyarakat tersebut, bahkan bisa seseorang yang berada di
ketiga tempat tersebut.
Masyarakat politik adalah masyarakat yang memperjuangkan sesuatu demi posisi
dalam kekuasaan. Mereka mulai dari politikus-politikus sampai karyawan yang
ingin naik jabatan di dalam sebuah perusahaan. Masyarakat ekonomi adalah
mereka yang berusaha mengejar sesuatu untuk mendapat sebuah keuntungan materi
atau modal. Mereka dihuni oleh para pengusaha-pengusaha baik yang kapitalis
sampai kekoperasian. Tergantung kombinasi masyarakat yang mereka huni. Masyarakat
sipil adalah masyarakat yang berjuang dalam pembangunan bangsa tanpa
menginginkan sebuah posisi di Dallam kekuasaan ataupun keuntungan materi. Ini
dihuni oleh kebanyakan manusia, mereka dari rakyat biasa sampai mahasiswa yang
aktif.
Untuk mahasiswa sebagai pemuda
bisa dikatakan sebagai masyarakat sipil. Akan tetapi masyarakat sipil memiliki
kekhususan buat mahasiswa. Jadi mahasiswa merupakan masyarakat sipil yang
khusus. Ini disebabkan karena mahasiswa mempunyai potensi yang lain dibanding
masyarakat sipil seperti biasanya.
Potensi kita tau adalah sesuatu yang tersimpan, sesuatu yang perlu
untuk digali dan dikembangkan, baik itu yang baik maupun yang buruk. Potensi
mahasiswa sebagai pemuda antara lain adalah kritis. Kritis itu adalah
tanggap terhadap masalah dan berusaha menyelesaikan masalah dengan
pemikiran-pemikiran yang benar. Selain kritis mahasiswa juga punya potensi
idealis, idealis disini karena mahasiswa sebagai manusia-manusia yang
dididik dalam suasana kampus yang ideal. Masyarakat sekitar mereaka yang
idealis ataupun sejak kecil mereka belum pernah merasakan realism kehidupan.
Mahasiswa juga memiliki potensi sebagai penggerak yang independen.
Independen maksudnya mahasiswa mampu bergerak sendiri, mahasiswa sebagai
memiliki ilmu-ilmu yang variatif bisa saling berkoordinasi membentuk sebuah
gerakan yang mandiri tanpa campur tangan oknum lain termasuk pemerintahan.
Selain itu juga mahasiswa memiliki kreatifitas, daya juang yang tinggi dan
lain-lain.
Setelah kita lihat potensi, mari
kita lihat beberapa peran seorang mahasiswa sebagai elemen pemuda.
Pemuda mempunyai paling tidak tiga peran, yang pertama Guardian Value(
penjaga nilai), maksudnya mahasiswa dengan potensi idealisme, kritis dan daya
juang tinggi mahasiswa bisa berlaku sebagai control social ataupun pelurus
nilai-nilai luhur yang hendak dicapai. Yang kedua mmahasiswa memiliki peran
sebagai Iron stock( persedian besi), maksudnya bahwa pemuda memiliki
potensi ilmu, memiliki kreatifitas, bakat kepemimpinan adalah asset buat masa
depan sebagai generasi yang akan meneruskan pergerakan pemerintahan. Selain itu
pemuda mempunyai peran juga sebagai Agen of Change (pembawa perubahan).
Ini dikarenakan mahasiswa mempunyai kombinasi-kombinasi potensi seperti kritis,
idelais, kreatif dan independen maka gerakan mereka membawa sebuah perubahan ke
arah yang lebih baik.
Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas Bab VI
bagian ke empat pasal 19, Mahasiswa adalah sebuah sebutan akademis untuk
siswa/murid yang telah sampai pada jenjang pendidikan tertentu dalam masa
pembelajarannya. Kata “Maha” berarti tinggi, paling, sementara “Siswa” berarti
pelajar, subjek (bukan objek) pembelajaran. Begitu singkatnya bila diartikan
secara harfiah. Sehingga dalam pengertian dari segi bahasa, Mahasiswa lebih
kurang bearti pelajar yang tinggi (dalam hal ilmu) atau pelajar yang telah
mencapai jenjang pendidikan tinggi (Universitas).
1. Secara umum, mahasiswa memiliki tiga
peran pokok yakni:
a) peran moral,
b) peran sosial,
c) peran intelektual.
Pertama, peran moral adalah bahwa mahasiswa memiliki hak
untuk menentukan sendiri kehidupannya. Disinilah dituntut rasa tanggung jawab
kepada diri sendiri atas konsekuensi dari apa yang telah menjadi pilihannya.
Kedua, peran sosial adalah bahwa segala perilaku dan
tindakan yang dilakukan mahasiswa tentu memberikan pengaruh terhadap lingkungan
sekitarnya. Maka selain pada diri sendiri, mahasiswa juga dituntut untuk mampu
mempertanggungjawabkan perbuatannya kepada lingkungan masyarakat sekitar.
Terakhir, peran intelektual adalah bahwa mahasiswa sebagai
insan cendikia dituntut untuk dapat mengaplikasikan ilmunya ke dalam kehidupan
masyarakat secara nyata.
Mahasiswa kerap pula digadang-gadangkan sebagai agen
perubahan (agent of social change). Tentu saja bukan atribut tanpa
makna. Gelar yang disandang mahasiswa ini membawa konsekuensi serius dalam
kehidupan bermasyarakat. Mahasiswa –dalam perspektif masyarakat– adalah kaum
terdidik yang mampu menjadi motorik (penggagas sekaligus penggerak) perubahan
dalam kehidupan sosial masyarakat. Maka dengan demikian, pengharapan masyarakat
akan kontribusi nyata mahasiswa begitu besar. Ini kemudian menjadi pertanyaan,
sejauh mana kita (sebagai mahasiswa) berperan serta dalam upaya penyelenggaraan
perubahan sosial masyarakat? Pertanyaan yang hanya dapat dijawab oleh
masing-masing penyandang gelar itu sendiri.
Menyoal kontribusi mahasiswa dalam masyarakat, mahasiswa
mengenal apa yang disebut sebagai Tri Dharma Perguruan Tinggi yang terdiri dari
pembelajaran, penelitian, dan pengabdian masyarakat. Pembelajaran memang
menjadi konsekuensi logis dari seorang pelajar. Sementara penelitian dilakukan
untuk melengkapi proses pembelajaran itu sendiri. Sedangkan pengabdian
masyarakat adalah akumulasi dari proses pembelajaran dan penelitian yang
bersifat aplikatif
Proses belajar diantara sekat ruang kuliah saja dirasa tidak
cukup mampu untuk menggali besarnya potensi mahasiswa. Perlu pengembangan
potensi diri diluar ranah akademis yang disebut dengan soft skill.
Keberadaan organisasi kampus menjadi penting untuk menunjang pengembangan
kemampuan non-akademis mahasiswa. Berorganisasi dapat disama-artikan dengan
belajar mengasah kemampuan kepekaan terhadap sekitar dan meningkatkan
kepedulian dengan sesama sebagai bagian dari masyarakat yang terintegritas.
Banyak hal yang didapat dari organisasi. Melalui keikutsertaan dalam
organisasi, mahasiswa (secara bersama-sama) melakukan eksplorasi potensi baik
dalam hal kepemimpinan, publick speaking, kerja sama, dan banyak hal
positif lain yang membantu mahasiswa untuk lebih siap terjun dalam masyarakat.
Kelak, mahasiswa benar-benar mampu menjadi senyatanya agen perubahan sosial
yang aktif dan kontributif baik dalam tindakan maupun pemikiran.
Entah seperti apa perasaan kawan-kawan saat ini. Mungkin
bangga, senang, atau apapun itu, yang pasti identitas mahasiswa dengan
segala peran dan tanggung jawabnya telah melekat pada diri kita. Pahami peran
dan Tanggung jawab sebagai mahasiswa, bersiaplah untuk turut ambil bagian
sebagai penggagas dan penggerak perubahan dengan segenap ilmu yang diperoleh,
baik hard skill maupun soft skill.
Pada akhirnya, saya mengibaratkan mahasiswa adalah sebuah
telur. Apakah embrio dalam sebuah telur tadi akan mampu berkembang dan kemudian
menetas atau justru mandek, mengalami stagnansi, dan tetap terbungkus rapat
dalam cangkang hingga akhirnya membusuk? Semua ditentukan dari proses kehidupan
mahasiswa itu sendiri, dari awal hingga lulus nanti. Jangan hanya terkekang
oleh kegiatan akademis, sisihkan waktu untuk berorganisasi dan menetaslah!
Salam luar biasa dashyat dan siap menang.
2.
Mengasah Kemampuan Reflektif
Dalam mengembangkan perannya, kaum muda Indonesia perlu mengasah kemampuan reflektif dan kebiasaan bertindak efektif. Perubahan hanya dapat dilakukan karena adanya agenda refleksi (reflection) dan aksi (action) secara sekaligus. Daya refleksi kita bangun berdasarkan bacaan baik dalam arti fisik melalui buku, bacaan virtual melalui dukungan teknologi informasi maupun bacaan kehidupan melalui pergaulan dan pengalaman di tengah masyarakat. Makin luas dan mendalam sumber-sumber bacaan dan daya serap informasi yang kita terima, makin luas dan mendalam pula daya refleksi yang berhasil kita asah. Karena itu, faktor pendidikan dan pembelajaran menjadi sangat penting untuk ditekuni oleh setiap anak bangsa, terutama anak-anak muda masa kini.
Dalam mengembangkan perannya, kaum muda Indonesia perlu mengasah kemampuan reflektif dan kebiasaan bertindak efektif. Perubahan hanya dapat dilakukan karena adanya agenda refleksi (reflection) dan aksi (action) secara sekaligus. Daya refleksi kita bangun berdasarkan bacaan baik dalam arti fisik melalui buku, bacaan virtual melalui dukungan teknologi informasi maupun bacaan kehidupan melalui pergaulan dan pengalaman di tengah masyarakat. Makin luas dan mendalam sumber-sumber bacaan dan daya serap informasi yang kita terima, makin luas dan mendalam pula daya refleksi yang berhasil kita asah. Karena itu, faktor pendidikan dan pembelajaran menjadi sangat penting untuk ditekuni oleh setiap anak bangsa, terutama anak-anak muda masa kini.
3. Membangun Kebiasaan Bertindak Efektif
Di samping kemampuan reflektif, kaum muda Indonesia juga perlu melatih diri dengan kebiasaan untuk bertindak, mempunyai agenda aksi, dan benar-benar bekerja dalam arti yang nyata. Kemajuan bangsa kita tidak hanya tergantung kepada wacana, ‘public discourse’, tetapi juga agenda aksi yang nyata. Jangan hanya bersikap “NATO”, “Never Action, Talking Only” seperti kebiasaan banyak kaum intelektual dan politikus amatir negara miskin. Kaum muda masa kini perlu membiasakan diri untuk lebih banyak bekerja dan bertindak secara efektif daripada hanya berwacana tanpa implementasi yang nyata.
Di samping kemampuan reflektif, kaum muda Indonesia juga perlu melatih diri dengan kebiasaan untuk bertindak, mempunyai agenda aksi, dan benar-benar bekerja dalam arti yang nyata. Kemajuan bangsa kita tidak hanya tergantung kepada wacana, ‘public discourse’, tetapi juga agenda aksi yang nyata. Jangan hanya bersikap “NATO”, “Never Action, Talking Only” seperti kebiasaan banyak kaum intelektual dan politikus amatir negara miskin. Kaum muda masa kini perlu membiasakan diri untuk lebih banyak bekerja dan bertindak secara efektif daripada hanya berwacana tanpa implementasi yang nyata.
4. Melatih Kemampuan Kerja Teknis
Hal lain yang juga perlu dikembangkan menjadi kebiasaan di kalangan kaum muda kita ialah kemampuan untuk bekerja teknis, detil atau rinci. “The devil is in the detail”, bukan semata-mata dalam tataran konseptual yang bersifat umum dan sangat abstrak. Dalam suasana sistim demokrasi yang membuka luas ruang kebebasan dewasa ini, gairah politik di kalangan kaum muda sangat bergejolak. Namun, dalam wacana perpolitikan, biasanya berkembang luas kebiasaan untuk berpikir dalam konsep-konsep yang sangat umum dan abstrak. Pidato-pidato, ceramah-ceramah, perdebatan-perdebatan di ruang-ruang publik biasanya diisi oleh berbagai wacana yang sangat umum, abtrask dan serba enak didengar dan indah dipandang. Akan tetapi, semua konsep-konsep yang bersifat umum dan abstrak itu baru bermakna dalam arti yang sebenarnya, jika ia dioperasionalkan dalam bentuk-bentuk kegiatan yang rinci..
Hal lain yang juga perlu dikembangkan menjadi kebiasaan di kalangan kaum muda kita ialah kemampuan untuk bekerja teknis, detil atau rinci. “The devil is in the detail”, bukan semata-mata dalam tataran konseptual yang bersifat umum dan sangat abstrak. Dalam suasana sistim demokrasi yang membuka luas ruang kebebasan dewasa ini, gairah politik di kalangan kaum muda sangat bergejolak. Namun, dalam wacana perpolitikan, biasanya berkembang luas kebiasaan untuk berpikir dalam konsep-konsep yang sangat umum dan abstrak. Pidato-pidato, ceramah-ceramah, perdebatan-perdebatan di ruang-ruang publik biasanya diisi oleh berbagai wacana yang sangat umum, abtrask dan serba enak didengar dan indah dipandang. Akan tetapi, semua konsep-konsep yang bersifat umum dan abstrak itu baru bermakna dalam arti yang sebenarnya, jika ia dioperasionalkan dalam bentuk-bentuk kegiatan yang rinci..
5.
Pemuda, Mahasiswa Dan Perubahan
Pemuda dan mahasiswa sama-sama diidentikkan dengan “agent of change”. Kata-kata perubahan selalunya menempel dengan erat sekali sebagai identitas para mahasiswa yang juga dikenal sebagai kaum intelektualitas muda. Dari mahasiswalah ditumpukan besarnya harapan, harapan untuk perubahan dan pembaharuan dalam berbagai bidang yang ada di negeri ini. Tugasnyalah melaksanakan dan merealisasikan perubahan positif, sehingga kemajuan di dalam sebuah negeri bisa tercapai dengan membanggakan.
Peran sentral perjuanganya sebagai kaum intelektualitas muda memberi secercah sinar harapan untuk bisa memperbaiki dan memberi perubahan-perubahan positif di negeri ini. Tidak dipungkiri, bahwa perubahan memang tidak bisa dipisahkan dan telah menjadi sinkronisasi yang mendarah daging dari tubuh dan jiwa para mahasiswa.
Dari mahasiswa dan pemudalah selaku pewaris peradaban munculnya berbagai gerakan-gerakan perubahan positif yang luar biasa dalam lembar sejarah kemajuan sebuah bangsa dan negara.
Sejarah telah menorehkan dengan tinta emas, bahwa pemuda khususnya mahasiswa selalu berperan dalam perubahan di negeri kita, berbagai peristiwa besar di dunia selalu identik dengan peran mahasiswa didalamnya.
Berawal dari gerakan organisasi mahasiswa Indonesia di tahun 1908, Boedi Oetomo. Gerakan yang telah menetapkan tujuannya yaitu “kemajuan yang selaras buat negeri dan bangsa” ini telah lahir dan mampu memberikan warna perubahan yang luar biasa positif terhadap perkembangan gerakan kemahasiswaan untuk kemajuan bangsa Indonesia.Gerakan kemahasiswaan lainnya pun terbentuk, Mohammad Hatta mempelopori terbentuknya organisasi kemahasiwaan yang beranggotakan mahasiswa-mahasiswa yang sedang belajar di Belanda yaitu Indische Vereeninging (yang selanjutnya berubah menjadi Perhimpunan Indonesia). Kelahiran organisasi tersebut membuka lembaran sejarah baru kaum terpelajar dan mahasiswa di garda depan sebuah bangsa dengan misi utamanya “menumbuhkan kesadaran kebangsaan dan hak-hak kemanusiaan dikalangan rakyat Indonesia untuk memperoleh kemerdekaan”.
Gerakan mahasiswa tidak berhenti sampai disitu, gerakannya berkembang semakin subur, angkatan 1928 yang dimotori oleh beberapa tokoh mahasiswa diantaranya Soetomo (Indonesische Studie-club),Soekarno (Algemeene Studie-club), hingga terbentuknya juga Persatuan Pelajar-Pelajar Indonesia (PPPI) yang merupakan prototipe organisasi telah menghimpun seluruh gerakan mahasiswa ditahun 1928, gerakan mahasiswa angkatan 1928 memunculkan sebuah idieologi dan semangat persatuan dan kesatuan diseluruh pelosok Indonesia untuk meneriakkan dengan lantang dan menyimpannya didalam jiwa seluruh komponen bangsa, kami putra putri Indonesia mengaku bertumpah darah satu yaitu tumpah darah Indonesia, berbangsa satu yaitu bangsa Indonesia, dan menjunjung bahasa satu yaitu bahasa Indonesia dan hingga kini kita kenal sebagai sumpah pemuda.
Gerakan perjuangan mahasiswa sebagai kontrol pemerintahan dan kontrol sosial terus tumbuh dan berkembang, hinggalah gerakan perjuangan mahasiswa sampai pada terjadinya peristiwa 10 tahun yang lalu yaitu tragedi trisakti mei 1998.
Gerakan perjuangan mahasiswa tidak semudah yang kita bayangkan, perubahan ini harus dibayar mahal dengan meninggalnya empat mahasiswa universitas trisakti oleh timah petugas aparat yang tidak mengharapkan perubahan itu terjadi.
Sejarah panjang gerakan mahasiswa merupakan salah satu bukti, kontribusinya, eksistensinya, dan peran serta tanggungjawabnya mahasiswa dalam memberikan perubahan dan memperjuangkan kepentingan rakyat.
Peran mahasiswa terhadap bangsa dan negeri ini bukan hanya duduk di depan meja dan dengarkan dosen berbicara, akan tetapi mahasiswa juga mempunyai berbagai perannya dalam melaksanakan perubahan untuk bangsa Indonesia, peran tersebut adalah sebagai generasi penerus yang melanjutkan dan menyampaikan nilai-nilai kebaikan pada suatu kaum, sebagai generasi pengganti yang menggantikan kaum yang sudah rusak moral dan perilakunya, dan juga sebagai generasi pembaharu yang memperbaiki dan memperbaharui kerusakan dan penyimpangan negatif yang ada pada suatu kaum.
Peran ini senantiasa harus terus terjaga dan terpartri didalam dada mahasiswa Indonesia baik yang ada didalam negeri maupun mahasiswa yang sedang belajar diluar negeri. Apabila peran ini bisa dijadikan sebagai sebuah pegangan bagi seluruh mahasiswa Indonesia, “ruh perubahan” itu tetap akan bisa terus bersemayam dalam diri seluruh mahasiswa Indonesia.
Pemuda dan mahasiswa sama-sama diidentikkan dengan “agent of change”. Kata-kata perubahan selalunya menempel dengan erat sekali sebagai identitas para mahasiswa yang juga dikenal sebagai kaum intelektualitas muda. Dari mahasiswalah ditumpukan besarnya harapan, harapan untuk perubahan dan pembaharuan dalam berbagai bidang yang ada di negeri ini. Tugasnyalah melaksanakan dan merealisasikan perubahan positif, sehingga kemajuan di dalam sebuah negeri bisa tercapai dengan membanggakan.
Peran sentral perjuanganya sebagai kaum intelektualitas muda memberi secercah sinar harapan untuk bisa memperbaiki dan memberi perubahan-perubahan positif di negeri ini. Tidak dipungkiri, bahwa perubahan memang tidak bisa dipisahkan dan telah menjadi sinkronisasi yang mendarah daging dari tubuh dan jiwa para mahasiswa.
Dari mahasiswa dan pemudalah selaku pewaris peradaban munculnya berbagai gerakan-gerakan perubahan positif yang luar biasa dalam lembar sejarah kemajuan sebuah bangsa dan negara.
Sejarah telah menorehkan dengan tinta emas, bahwa pemuda khususnya mahasiswa selalu berperan dalam perubahan di negeri kita, berbagai peristiwa besar di dunia selalu identik dengan peran mahasiswa didalamnya.
Berawal dari gerakan organisasi mahasiswa Indonesia di tahun 1908, Boedi Oetomo. Gerakan yang telah menetapkan tujuannya yaitu “kemajuan yang selaras buat negeri dan bangsa” ini telah lahir dan mampu memberikan warna perubahan yang luar biasa positif terhadap perkembangan gerakan kemahasiswaan untuk kemajuan bangsa Indonesia.Gerakan kemahasiswaan lainnya pun terbentuk, Mohammad Hatta mempelopori terbentuknya organisasi kemahasiwaan yang beranggotakan mahasiswa-mahasiswa yang sedang belajar di Belanda yaitu Indische Vereeninging (yang selanjutnya berubah menjadi Perhimpunan Indonesia). Kelahiran organisasi tersebut membuka lembaran sejarah baru kaum terpelajar dan mahasiswa di garda depan sebuah bangsa dengan misi utamanya “menumbuhkan kesadaran kebangsaan dan hak-hak kemanusiaan dikalangan rakyat Indonesia untuk memperoleh kemerdekaan”.
Gerakan mahasiswa tidak berhenti sampai disitu, gerakannya berkembang semakin subur, angkatan 1928 yang dimotori oleh beberapa tokoh mahasiswa diantaranya Soetomo (Indonesische Studie-club),Soekarno (Algemeene Studie-club), hingga terbentuknya juga Persatuan Pelajar-Pelajar Indonesia (PPPI) yang merupakan prototipe organisasi telah menghimpun seluruh gerakan mahasiswa ditahun 1928, gerakan mahasiswa angkatan 1928 memunculkan sebuah idieologi dan semangat persatuan dan kesatuan diseluruh pelosok Indonesia untuk meneriakkan dengan lantang dan menyimpannya didalam jiwa seluruh komponen bangsa, kami putra putri Indonesia mengaku bertumpah darah satu yaitu tumpah darah Indonesia, berbangsa satu yaitu bangsa Indonesia, dan menjunjung bahasa satu yaitu bahasa Indonesia dan hingga kini kita kenal sebagai sumpah pemuda.
Gerakan perjuangan mahasiswa sebagai kontrol pemerintahan dan kontrol sosial terus tumbuh dan berkembang, hinggalah gerakan perjuangan mahasiswa sampai pada terjadinya peristiwa 10 tahun yang lalu yaitu tragedi trisakti mei 1998.
Gerakan perjuangan mahasiswa tidak semudah yang kita bayangkan, perubahan ini harus dibayar mahal dengan meninggalnya empat mahasiswa universitas trisakti oleh timah petugas aparat yang tidak mengharapkan perubahan itu terjadi.
Sejarah panjang gerakan mahasiswa merupakan salah satu bukti, kontribusinya, eksistensinya, dan peran serta tanggungjawabnya mahasiswa dalam memberikan perubahan dan memperjuangkan kepentingan rakyat.
Peran mahasiswa terhadap bangsa dan negeri ini bukan hanya duduk di depan meja dan dengarkan dosen berbicara, akan tetapi mahasiswa juga mempunyai berbagai perannya dalam melaksanakan perubahan untuk bangsa Indonesia, peran tersebut adalah sebagai generasi penerus yang melanjutkan dan menyampaikan nilai-nilai kebaikan pada suatu kaum, sebagai generasi pengganti yang menggantikan kaum yang sudah rusak moral dan perilakunya, dan juga sebagai generasi pembaharu yang memperbaiki dan memperbaharui kerusakan dan penyimpangan negatif yang ada pada suatu kaum.
Peran ini senantiasa harus terus terjaga dan terpartri didalam dada mahasiswa Indonesia baik yang ada didalam negeri maupun mahasiswa yang sedang belajar diluar negeri. Apabila peran ini bisa dijadikan sebagai sebuah pegangan bagi seluruh mahasiswa Indonesia, “ruh perubahan” itu tetap akan bisa terus bersemayam dalam diri seluruh mahasiswa Indonesia.
6.
Perjuangan mahasiswa Gerakan
perjuangan Mahasiswa Indonesia tidak boleh berhenti sampai kapanpun ,gerakan
perjuangan mahasiswa saat ini tidak hanya dengan bergerak bersama-sama untuk
berdemonstrasi dan berorasi dijalan-jalan saja, akan tetapi wahai para “agent
of change”, cobalah untuk bertindak bijak dengan intelektualisme, idealisme,
dan keberanian mu untuk bisa senantiasa menanamkan ruh perubahan yang ada dalam
dirimu untuk bisa memberi kebaikan dan berperan besar serta bertanggung jawab
untuk memberikan kemajuan bangsa dan Negara Indonesia, sehingga seperti Hasan
al Banna katakan “goreskanlah catatan membanggakan bagi umat manusia”.
DAFTAR PUSTAKA
Azra,
Azyumardi. “Rejuvenasi Pancasila di Tengah Arus Globalisasi”. Dalam Tri
Sutrisno, 2006.
Jakarta:Yayasan Taman Pustaka.
Smith,
Anthony D, 2003,
NaSionalisme,Teori Ideologi,Sejarah, Jakarta: Penerbit Erlangga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar